Prospek Rencana Pengembangan Mangga oleh Swasta
Rencana pengembangan plasma sektor pertanian dan prasarananya (pengembangan komoditas hortikultura dan pembuatan embung bagi pengairan pertanian) oleh sektor swasta diharapkan dapat terwujud dan terlaksana. Rencana pengembangan inipun melibatkan perusahaan swasta antara PT. Polowijo Gosari dengan PT. Krakatau Steel sebagai salah satu pemanfaat produk PT. Polowijo Gosari (Calcined Dolomite) melalui kerjasama dengan Lhoist Industrie Belgia
Sebagai awal dari upaya pengembangan inti plasma sektor pertanian ini, khususnya hortikultura (buah-buahan, mangga) PT. Polowijo Gosari telah menghibahkan lahan seluas 50 ha untuk dibangun embung sebagai sumber air irigasi ke lahan-lahan peserta pengembangan plasma mangga. Dengan kedalaman 2 – 3 meter tikungan tersebut diharapkan dapat menyimpan udara sebanyak 2 – 3 juta liter udara yang akan digunakan untuk mengairi areal pengembangan mangga yang direncanakan seluas 2.500 ha. Saat ini juga sedang dilakukan penyusunan DED (Detailed Engineering Design) dari intake ke embung dan DED dari embung ke lokasi kebun petani, pembebasan lahan untuk jaringan intake ke embung dan pembebasan lahan untuk jaringan pipa dari embung ke petani. Dalam Time Table yang disusun secara bersama-sama oleh PT. Polowijo Gosari, Pemerintah Kabupaten Gresik dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan merencanakan pembangunan jaringan pipa ke embung dan pembangunan embung inti akan dilaksanakan pada tahun 2012 ini, sedangkan pembangunan jaringan irigasi dari embung ke petani, pembangunan embung kelompok tani dan pembangunan kebun plasma akan dilaksanakan pada tahun 2013.
Berkaitan dengan rencana pembangun n plasma buah-buahan (mangga) seluas 2.500 ha, maka Ditjen Hortikultura diharapkan dapat berperan untuk :
· Menyiapkan kebijakan dan pedoman pengembangan mangga.
· Mengkoordinasikan dan memfasilitasi program kegiatan di tingkat Pusat.
· dan menyediakan anggaran fasilitasi pembangunan kebun.
Rencana pengembangan buah-buahan (mangga) plasma seluas 2.500 ha ini melibatkan 7.500 kk petani dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran Ditjen Hortikultura (APBN). Jenis mangga yang akan dikembangkan adalah jenis Chokanan yang merupakan perssilangan antara mangga arumanis dan mangga Thailand (kerja sama dengan Bee Valey Thailand) yang berpotensi untuk diproses menjadi buah beku guna memenuhi pasar ekspor ke Jepang.
Mengenai permasalahan yang dihadapi jika jenis mangga Chokanan yang akan dikembangkan hanya berpotensi dipasarkan ke Jepang, sementara konsumen di dalam negeri tidak terlalu menyukainya. Kondisi ini mengakibatkan petani yang menjadi calon peserta plasma menjadi kurang berminat untuk melakukan pengembangannya, selain itu sosialisasi program pengembangan mangga terhadap calon plasma dinilai kurang optimal
Sebagai langkah alternatif dalam rangka persiapan pelaksanaan pembangunan plasma di tahun 2013, maka perlu dilakukan upaya-upaya persiapan pendukung antara lain sosialisasi terhadap calon peserta plasma khususnya tentang jenis mangga yang akan dikembangkan, upaya pembentukan kelembagaan petani melalui pelatihan maupun pendampingan, pengembangan kawasan mangga seluas 2.500. ha sebaiknya dilakukan secara bertahap atau dengan alternatif pembiayaan lain selain APBN.
(sumber kasi budidaya tanaman pohon dan perdu)